Adakah diantara kalian yang mau jika diberikan pelayanan seadanya ? tentu, tidak mau bukan ?
Pastinya kita menginginkan mendapatkan pelayanan prima dan terbaik. Ketika berkunjung ke satu tempat rumah makan, secara tidak langsung penilaian dari berbagai aspek akan bisa dirasakan oleh pembeli antara lain menu makanan yang tersedia, rasa, pelayanan, dan harga. Kepuasan konsumen menjadi hal utama bagi pemilik rumah makan untuk bisa meningkatkan penjualan. Nah, tentunya jika makanannya tidak enak, tidak berinovasi mengikuti cita rasa konsumen dan pelayanan yang diberikan kurang baik seperti tidak ramah, kondisi nya kurang bersih dan tidak komunikatif, pastinya pengunjung akan semakin berkurang dan lebih memilih ke rumah makan lain yang lebih baik.
Hal ini menjadi dasar dan pedoman guru tidak lagi beralasan untuk tidak mau berinovasi. Dalam proses pembelajaran adanya interaksi antara guru dan siswa ditandai dengan kegiatan kelas berlangsung hidup dan ramai. Hidup dan ramai diartikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan menyenangkan, bukan hanya sekadar transfer ilmu tetapi adanya aktivitas siswa menanggapi kegiatan pembelajaran contohnya diskusi, kegiatan tanya jawab dan presentasi hasil belajar menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan guru melaksanakan pembelajaran. Saat ini, pemahaman guru sebagai satu-satunya sumber belajar utama sudah tidak berlaku, karena perkembangan teknologi yang pesat mengahsilkan sumber belajar yang bisa didapatkan dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja. Hal ini harus disadari oleh semua guru di Indonesia, karena pada hakikatnya pembelajaran tidak Teacher Centered lagi tapi Student Centered. Peran siswa lebih dominan dalam belajar, sehingga guru hanya menjadi fasilitator yang mengarahkan dan membimbing para siswa belajar. Berbagai macam metode dan media belajar dapat menjadi pilihan guru untuk memberikan pelayanan maksimal, karena tentunya perkembangan teknologi selalu dibarengi dengan perubahan karakter manusia. Sehingga guru pun harus dapat mengikuti perkembangan psikologi siswa sesuai zaman. Media belajar tersedia secara bebas dan gratis, bahkan akses menuju informasi bisa tanpa batas. Sehingga, hal ini menjadi alasan kenapa guru harus berinovasi ?
Menurut Bapak Kiamani dari BPTIK Jateng, saat ini kondisi pendidikan sedang mengalami sebuah transformasi, tentunya hal ini harus disambut positif utamanya oleh guru yang menjadi dalang di dunia pendidikan. Pembelajaran di era pandemi, harus dilaksanakan dengan daring ( dalam jaringan ), dengan segala daya dan upaya guru berpikir keras belajar kembali mengenai bagaimana cara memberikan pembelajaran efektif bagi siswa walaupun berada di rumah. Menurut beliau berbagai permasalahan pembelajaran jarak jauh antara lain :
1. Kesiapan infrastruktur/perangkat aplikasi teknologi belum merata baik kesediaaan jaringan, kapasitas maupun kemampuan SDM.
2. Kesiapan pendidik belum merata dalam pemanfaatan teknologi dan sumber belajar dengan e-learning.
3. Kesiapan peserta didik menyangkut ketersediaan perangkat, jaringan, pulsa/internet, kemampuan menggunakan aplikasi, dukungan orang tua dan aspek prikologis yang beragam.
4. Keterbatasan sumber daya sekolah menyangkut anggaran, kapasitas SDM dan pengembangan teknologi.
Beberapa permasalahan tersebut, tidaklah menurunkan semangat untuk tetap maju dan berinovasi, sehingga beliau sangat berharap banyak lahir guru hebat yang berdedikasi tinggi untuk bisa memajukan pendidikan khususnya di Jawa Tengah.
Filosofi rumah makan pun digaungkan oleh Bapak Hermanto saat pembekalan pembaTIK level 4 Jawa Tengah yang mengatakan bahwa, menjadi guru harus bisa kreatif dan inovatif. Jika menginginkan siswa belajar dengan baik, saat pembelajaran guru tersebut juga memberikan stimulus kepada siswa supaya semangat belajar. Kalau tidak ingin ditinggalkan, maka berusahalah semaksimal mungkin, mencari cara agar pembelajaran kita dapat menyenangkan.
0 Comments
Silahkan Anda berkomentar dengan bahasa yang santun