Ada yang bilang, kalau kita ketinggalan zaman, hancur sudahlah nasib kita yang hanya bisa jadi penonton dan penikmat saja. Alhasil, kalau tidak terkontrol mau berapa kali kita mengganti gadget ? padahal, setiap tahunnya gadget di pasaran terus diperbarui mulai dari sistem operasi, spesifikasi dan trend. Hal ini pun juga menyesuaikan dengan budget masing-masing tiap orang, kalau tidak cukup biaya untuk mengikuti perkembangan teknologi ya sudah akhirnya tidak bisa ikut menikmati. Alias, gadget nya semakin kentang atau tidak bisa support dengan aplikasi dan kebutuhan yang semakin hari semakin tergantung dengan teknologi online.
Saat ini, era teknologi semakin terlihat jelas dan nyata. Apalagi di dukung dengan kondisi pandemi yang membuat seluruh aktivitas manusia terfokus pada teknologi. Bahkan, di Indonesia pun sejak bulan Maret 2019 hingga Mei 2021 dunia pendidikan seperti mati suri, dikarenakan semua pihak terkait belum mampu untuk beradaptasi dengan kondisi yang mengharuskan terciptanya pembelajaran jarak jauh. Sebetulnya, ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, bukan hanya sekadar dari peran guru saja, namun fasilitas yang dimiliki siswa pun juga perlu diperhatikan. Sehingga, jika semua daya dukung pembelajaran jarak jauh belum terpenuhi, pembelajaran luring atau online belum bisa dikatakan efektif.
Jenis gadget yang memasyarakat atau semua kalangan punya yang pasti adalah HP. Nah, semua HP sekarang sudah berbasis android yang artinya sudah bisa mengakses aplikasi terbaru yang ada. Namun, kendalanya adalah daya tampung atau memory HP juga perlu dipikirkan, karena tidak semua siswa bisa memiliki HP yang spesifikasi nya tinggi dan mampu mengunduh aplikasi yang menjadi pendukung belajar mandiri mereka. Ditambah lagi, kondisi lingkungan yang mengharuskan mereka mencari-cari sinyal. Nah, tidak semua tempat daerah siswa mudah mengakses internet, apalagi jika rumah tempat tinggalnya berada di pegunungan. Mungkin, cari sinyal saja menggunakan metode aneh seperti yang pernah saya lakukan yaitu "menaruh HP digelas bening lalu ditaruh di pinggir kaca jendela yang konon katanya jika didiamkan agak lama, sinyal akan muncul perlahan 😅... terdengar aneh, namun ini pernah saya lakukan dan lumayan berhasil walau hanya sebentar".
Oke, kita fokus ke topik, mau tidak mau kita harus bisa mengikuti zaman, walau dengan perjuangan dan pengorbanan sampai titik keringat penghabisan kita sebagai pendidik harus bisa mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu yang sedang kekinian sekarang ini adalah, sebuah aplikasi berbasis android. Kemungkinan dikarenakan semakin banyaknya anak yang kecanduan HP dan tidak bisa terhindarkan karena orang tuanya pun ikut kecanduan HP 😅, salah satu solusinya kita cari alternatif yaitu ikut terjun dalam dunia nya. Kita mengisi media dan konten yang diakses anak lebih beredukasi, termasuk aplikasi bermain HP.
Semakin beragam media yang diberikan dan ditawarkan ke anak, semakin tidak membosankan mereka untuk belajar dan fokus. Jadi, tujuannya adalah mengarahkan penggunaan gadget mereka ke hal yang lebih bermanfaat yaitu belajar. Aplikasi belajar dikemas semenarik mungkin, kalau bisa sih bisa mengalahkan permainan Mobile Legend atau PUBG gitu ya ? hehehhe ....
Ada beberapa aplikasi yang bisa kita gunakan untuk membuat aplikasi belajar berbasis android yang tentunya ini dibuat dalam komputer yaitu Articulate Story Line dan Smart Apps Creator. Dua aplikasi ini memiliki kelemahan dan kelebihan yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan kreatornya. Jika ingin yang simpel dan tidak terlalu memberatkan spesifikasi komputer, Anda bisa menggunakan Smart Apps Creator, namun jika Anda ingin membuat aplikasi lebih beragam dan fitur nya lebih bervariatif bisa menggunakan Articulate Story Line. Dua aplikasi ini sudah pernah saya gunakan dan sungguh keren.
Ingin tahu bagaimana cara membuatnya ?
Ingin tahu perbandingan keduanya ?
Stay on my blog
0 Comments
Silahkan Anda berkomentar dengan bahasa yang santun