iklan

Pengalaman masuk 30 besar Level 4 PembaTIK Jateng 2020

 





    


    Entah kenapa saya ingin berbagi pengalaman menyenangkan, membanggakan, dan melelahkan yang pernah saya alami ini. Sungguh luar biasa kegiatan pembaTIK yang telah memberikan motivasi untuk selalu bersemangat belajar dan bisa berkolaborasi dengan guru di seluruh Indonesia. Walaupun tidak bisa masuk 5 finalis untuk seleksi Duta Rumah Belajar. Namun, saya sangat bersyukur sekali bisa diberikan kesempatan masuk 30 besar se Jawa Tengah dari ribuan yang terdaftar, sehingga bisa dipertemukan dengan orang-orang hebat. 

        Di halaman postingan kali ini, saya ingin sedikit memperlihatkan salah satu tugas dari pembaTIK level 4 tahun 2020 yaitu membuat sebuah Essay. Sebenarnya, adanya blog ini juga terlahir dari pembaTIK lho ! kalau bukan karena salah satu tugas yang mengharuskan untuk membuat media blog, yaa... kapan lagi saya bisa mencoba hal-hal baru seperti membuat video pembelajaran, media interaktif, membuat blog, dan membuat media pembelajaran lainnya. Penasaran kan apa itu pembaTIK ? silahkan bisa akses saja simpatik.belajar.kemdikbud.go.id  disana akan ada berbagai informasi menarik dan fitur menarik pula yang bisa dinikmati untuk edukasi.

        Oke, lanjut ke sesi berbagi salah satu tugas saya di level 4 pembaTIK. Semoga bisa menginspirasi dan menjadi bahan referensi tentang essay pembaTIK atau lainnya.



ESSAY : “ BELAJAR DARI PEMBATIK”

Pendidikan merupakan proses pembelajaran pada diri manusia untuk menjadi lebih baik. Hakikatnya setiap manusia semua baik, sejak lahir setiap individu sudah memiliki garis hidup dan cerita nya masing-masing. Saya terlahir bukan dari keluarga pendidik, namun berada di lingkungan yang sangat peduli terhadap pendidikan. Pendidikan didapatkan bukan hanya dari bangku sekolah, perjalanan hidup dan pengalaman juga memberikan manfaat untuk dapat menemukan pengetahuan baru dan belajar. Pendidik adalah dalang utama yang berperan penting dalam proses perkembangan individu, bisa dikatakan bahwa fondasi generasi bangsa ada di tangan para pendidik. Di zaman era digital, sumber belajar tidak tefokus pada guru, semua orang bisa mendapatkan informasi secara bebas dan gratis. Saya sebagai guru prakarya dan kewirausahaan memiliki kewajiban untuk mengajak generasi bangsa mencintai negaranya untuk berkarya dan selalu produktif. Maka dari itu, menjadi sebuah tanggung jawab untuk saya bisa meningkatkan diri dan terus belajar menjadi guru inovatif masa kini.

Motivasi saya mengikuti PembaTIK adalah meningkatkan kemampuan TIK yang digunakan untuk memberikan pelayanan maksimal pembelajaran. PembaTIK merupakan jawaban saya mengatasi kesulitan menerapkan pembelajaran daring yang dituntut untuk menghidupkan suasana sekolah kondusif di rumah. Tentunya, pembelajaran daring tidak akan bisa 100 % efektif dibanding dengan tatap muka seperti biasa. Keterbatasan komunikasi, koneksi internet dan kuota pulsa, menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk belajar. PembaTIK memberikan semangat kepada saya untuk mengajak siswa menggunakan media sosial dan digital sebagai media edukasi. Media yang saya gunakan antara lain Youtube, Instagram dan Tiktok. Strategi dan metode pembelajaran yang saya gunakan, terbukti efektif membuat suasana belajar menyenangkan. Berdasarkan stimulus guru berinovasi, siswa secara tidak langsung menghasilkan karya inovatif, antara lain membuat kreasi video, publikasi artikel, membangun blog dan konten kreator. Sehingga, pembelajaran daring yang dianggap garing, bisa diatasi
dengan stimulus berinovasi.

Sebuah kesempatan luar biasa yang saya dapatkan di level berbagi pembaTIK, saya memiliki wadah berbagi lebih luas. Sehingga, saya bisa mengajak rekan pendidik untuk menerapkan hal yang sama dari pengalaman mengaplikasikan inovasi pembelajaran. Teknologi bukan hanya sekadar mampu membantu guru menghadapi persoalan pembelajaran daring, namun akan bermanfaat juga untuk membantu guru dalam pembelajaran luring di era teknologi 4.0, yang dituntut untuk selalu berinovasi demi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa generasi milenial dan Z yang ada sekarang memiliki karakteristik berbeda dari sebelumnya. Maka dari itu, dibutuhkan banyak individu yang mampu berjuang dan berpikir keras untuk ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan dengan kemampuan problem solving mengatasi keterbatasan yang ada. Kecintaan pada dunia pendidikan membentuk diri saya menjadi seseorang yang selalu mampu beradaptasi di lingkungan dan kemauan untuk berusaha belajar hal yang baru. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa saya berkeinginan untuk menjadi duta rumah belajar. Saya ingin berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan kualitas pendidik dengan mampu berinovasi dan menumbuhkan jiwa muda kreatif, produktif dan berkarya. Guru yang baik adalah yang mampu beradaptasi dan memberikan stimulus positif kepada siswanya. Bukan hanya sekadar mampu memanfaatkan teknologi, namun juga bisa menyebarkan stimulus berinovasi dalam dunia pendidikan. Belajar menjadikan kemampuan kita meningkat dan berbagi menjadikan pengetahuan kita bertambah.

Post a Comment

0 Comments