Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Hai teman-teman! Bagaimana kabar
kalian dirumah dalam proses karantina
ini?
Seperti yang kita semua ketahui karantina mandiri di rumah
ini adalah salah satu strategi pemerintah untuk memutus persebaran covid 19 di
Indonesia. Semua kegiatan yang bersifat bersama-sama terpaksa diberhentikan.
Pada awalnya waktu 14 hari di berikan untuk karantina ini menjadi kabar yang
menggembirakan khususnya untuk para pelajar, bagaimana tidak kami para pelajar harus mulai belajar dirumah, ah
rasanya seperti akan mendapat libur
panjang dan kesempatan untuk bersantai-santai dirumah. Namun karantina 14 hari
ini masih banyak diabaikan oleh rakyat Indonesia, mereka masih menganggap
ringan ringan saja mengenai kasus covid 19 yang terjadi di Indonesia, faktanya
masih banyak orang yang pergi untuk berlibur, pergi ke pusat perbelajaan,
berkumpul bersama teman-teman, dan bahkan di sekitar saya sendiri masih terdapat
siswa –siswi yang pergi dari rumah dengan alasan mengerjakan tugas yang dimana
sebenarnya tugas tersebut merupakan tugas individu, bahkan Bapak Ibu guru juga
sudah mengingatkan agar tidak berkerja secara kelompok. Dan beberapa hari
kemudian pemerintah memperketat himbauan pemerintah dalam upaya memerangi wabah
Covid 19 di Imdonesia, bagi mereka yang keluar rumah tanpa kepentingan yang
amat mendesak mereka akan mendapat teguran tegas dari pihak yang berwajib.
Awal-awal
proses self qurantine ini jujur membuat saya bersantai-santai, walaupun
beberapa tugas mulai berdatangan, saya rasa apabila saya dirumah saya punya
banyak waktu dan bisa menunda tugas tugas sekolah. Namun kenyatannya, beberapa
hari dikarantina malah menyadarkan diri saya, tugas tugas mulai menumpuk dan
akhirnya saya merasa kebingungan untuk mengerjakan tugas. Kemudian hari itu
juga saya langsung berniat mengerjakan tugas tugas saya, menyelesaikan beberapa
tugas dengan baik dan merasa leluasa saat berpikir. Saya bahkan bisa
mengerjakan sambil rebahan dan santai, serta tidak dikejar waktu. Dari kejadian tersebut saya
menyadari ternyata walaupun saya hanya berdiam diri dirumah saja saya ternyata
bisa tetap produktif, bahkan mengingat waktu yang panjang untuk mengerjakan
tugas saya pikir seharusnya saya lebih produktif walau hanya dirumah saja. Hal
paling menyenangkan adalah ketika saya diperintahkan untuk mengirimkan tugas
melalui email atau bahkan google clasroom, proses ini memang sedikit ribet,
tapi memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan tugas adalah hal yang
menyenangkan, kita juga bisa berlatih menggunakan teknologi.
Setelah
satu minggu proses self quarantine berlangsung, muncul beberapa perntanyaan
dibenak saya, benarkah proses karantina ini hanya berlangsung 14 hari?
bagaimana bila disekolah nanti saya berinteraksi dengan teman saya yang
ternyata pergi ke banyak tempat dan telah berinteraksi dengan orang asing
selama proses karantina? Atau bahkan kebijakan ini akan terus di perpanjang
entah sampai kapan?
Dan benar
saja, penyebaran virus yang makin ganas membuat pemerintah mengambil langkah
dengan memperpanjang kebijakan belajar dari rumah, tentu saya mulai merasa
jenuh karena berhari-hari tidak pergi ke sekolah. Kebahagiaan di hari pertama
belajar dari rumah berubah menjadi rasa bosan, tidak jarang siswa yang mulai
mengajukan keberatan atas tugas tugas yang diberikan, jujur saya sendiri merasa
tidak setuju dengan pengajuan “keberatan”
bagi saya apabila kita bisa membagi waktu ketika kita dirumah kita bisa
tetap produktif, kita bisa menerapkan jadwal yang diberikan sekolah agar lebih
teratur, terlebih deadline dari tugas yang diberikan saya kira juga dengan
waktu yang amat panjang, saya yakin apabila kita bersungguh-sungguh saat
mengerjakannya tugas tersebut akan selesai tepat pada waktunya bahkan sebelum
waktu yang telah di tentukan. Banyak dampak yang telah ditimbulkan dari
kejadian ini, salah satunya dunia pendidikan yang tengah tergoncang, kebijakan
dihapuskannya Ujian Nasional yang mengejutkan hingga serba serbi tidak akan
dilaksanakannya Ulangan Kenaikan Kelas. Dunia pendidikan tengah memerlukan konsistensi kita, mari terus berkarya
dan tidak meninggalkan kewajiban kita
sebagai pelajar.
Berdiam
diri dirumah tetap mengasyikkan apabila kita bisa tetap berkarya dengan
produktif, memang ada kerinduan untuk kembali ke meja sekolah, lalu bertemu dan
berbincang dengan teman-teman. Terlebih bila karantina mandiri terus
diperpanjang sampai kondisi benar-benar sudah kembali seperti semua. Memikirkan
kemungkinan-kemungkinan seperti tidak akan diadakannya shalat Idul Fitri dan
berbagai euforia bulan Ramadhan tentunya menambah kegalauan, tetap kita harus
ikhlas menjalani masa masa ini. Tetap berkarya dari rumah masing-masing dan
tidak meninggalkan kewajiban kita adalah hal yang bijak. Tetap beribadah sesuai
kepercayaan dengan tepat waktu akan membantu menenangkan kita akan kondisi ini.
Berkarya
dari rumah akan melatih diri kita untuk berdisiplin dan bisa terbiasa mengatur
diri sendiri, self quarantine juga merupakan bentuk perjuangan dan distribusi
kita untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 yang semakin hari semakin memakan
korban, kita memang tak bisa membantu para tenaga medis untuk menangani pasien,
tapi apabila kita tetap tinggal dirumah dan bersedia menunda acara acara kita
maka kita sudah turut berjuang melawan wabah ini. Berhenti menyalahkan
pemerintah dan berhenti memberikan komentar atau feedback yang kurang baik
kepada para tenaga medis yang sudah rela berjuang di garis terdepan serta
pemerintah atas terjadinya peristiwa ini, bagaiamanapun mereka tengah
mengupayakan yang terbaik, sekarang adalah saatnya berjuang bersama untuk
mengurangi tingkat kasus yang terjadi di Indonesia.
Semoga kita
semua bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, perlahan kita semua akan
menyadari bahwa rumah bukan sekedar tempat singgah dan pulang ketika lelah, banyak
hal yang menyenangkan yang bisa kita lakukan dirumah bersama keluarga, bertukar
pikiran dan berbagi satu sama lain atau bahkan belajar untuk memahami diri kita
sendiri. Saatnya berhenti sejenak dari hiruk yang selama ini berlangsung, mari
beri waktu untuk bumi mengembalikan ke
alamiannya, seperti kita yang
dirumah masing-masing berusaha untuk membenahi diri kita. Jangan lupa
senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dan berdoa agar semuanya lekas
membaik. Stay Safe. Stay Health! Salam
sejahtera, Smanpa Jaya!
Jaiza Alya
Firdaus
18
X-MIPA 5
0 Comments
Silahkan Anda berkomentar dengan bahasa yang santun