iklan

SOAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI TAHAP 1


Sumber gambar milik penulis ( dokumentasi @tikadheje )

 1. Usaha kerajinan limbah kain perca milik Bu Dea memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit. Harga jual per satuan diperkirakan Rp 5.000,00. Adapun beberapa biaya lainnya sebagai berikut :

Biaya Tetap :

Overhead pabrik Rp 60.000.000,00

Biaya distribusi   Rp 65.000.000,00

Biaya administrasi  Rp 25.000.000,00


Biaya Tidak Tetap :

Biaya bahan   Rp 70.000.000,00

Biaya tenaga kerja  Rp 85.000.000,00

Overhead pabrik  Rp 20.000.000,00

Biaya distribusi   Rp 45.000.000,00

Biaya administrasi  Rp 30.000.000,00


Tentukan tingkat kauntitas dan harga barang dalam keadaan BEP  ? Apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan, jelaskan ?


2. Gerakan tanpa sedotan mulai menjadi tren di kalangan masyarakat. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh " Divers Clean Action", setiap hari digunakan sedikitnya 93 juta sedotan plastik. Jika sampah sedotan tidak didaur ulang, akan mencemari lingkungan. Menurut anda kerajinan apa yang dapat dibuat berdasarkan limbah sedotan tersebut !


3.  Limbah kertas merupakan limbah yang mungkin banyak anda temui di lingkungan sekitar. Limbah kertas dapat berasal dari limbah kertas koran dan kertas majalah. Limbah kertas dapat kita olah menjadi berbagai barang kerajinan, seperti kap lampu, vas bunga, tempat tisue, tatakan gelas, keranjang buah, tempat pensil dan bingkai foto. Bernika ingin mencoba membuat bisnis tersebut dengan mendapatkan rincian biaya sebagai berikut : 

Diketahui Bernika telah melakukan survei, ternyata biaya yang dikeluarkan untuk membuat kerajinan itu antara lain : pembelian gedung dan mesin sebesar Rp 300.000.000,00 , sedangkan pengeluaran produksi setelah dihitung mencapai Rp 100.000.000,00 , kapasitas produksi setelah diperkirakan mencapai 100.000 unit dengan menetapkan harga jual per unit adalah Rp 10.000,00. Maka, jika Bernika menginginkan pengembalian modal dari usaha , dia harus  memproduksi sebanyak …


4. Silahkan simak !

        Penanganan limbah medis masih menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani. Apalagi, di era pandemi Covid-19, jumlah produksi limbah medis di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) meningkat tajam. Padahal, seharusnya semua provinsi mempunyai alat pengolah limbah medis di daerahnya. Sehingga demikian, penanganan limbah medis dapat diselesaikan di setiap daerah dengan konsep pengelolaan limbah medis berbasis wilayah sesuai amanat Permenkes No. 18/2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis Fasyankes Berbasis Wilayah. Untuk Provinsi Jawa Timur, data tahun 2020 menyebutkan dari total limbah medis yang dihasilkan sebanyak 34.891,940 kg, kapasitas pengolahan di fasyankes hanya 6.864 kg. Di samping itu, masalah pengangkutan menghadapi tantangan karena jasa pengangkutan yang ada hanya sebanyak 165 jasa pengangkutan berizin. Kondisi tersebut, menyebabkan pengangkutan belum dapat menjangkau semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya fasyankes di daerah Indonesia timur dan daerah terpencil, kepulauan. Kondisi demikian diperparah dengan timbulan limbah medis yang ditaksir meningkat akibat pengguna0an APD selama pandemi Covid-19. ( sumber baca : https://www.kemenkopmk.go.id/, 12 Februari 2021).

Berdasarkan permasalahan diatas, menurut anda sebagai wirausaha apa yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam mengurangi limbah ? ide dan peluang usaha apa yang bisa dibuat ? 


5. Sebuah perusahaan memproduksi tas ransel dari pelepah pisang dengan biaya variabel sebesar Rp 35.000 per unit  dan biaya tetap sebesar Rp 90.000,00. Jika penjualan jam dinding sebesar Rp 1.500 unit, tentukan harga pokok produksi tas ransel tersebut ?

6. Bagaimanakah ancaman dalam berwirausaha pada produk kerajinan saat ini ?

Post a Comment

0 Comments